Bagi saya sepanjang itu bermanfaat dan berdaya guna silahkan dipakai
salam.
Salam cerdas Indonesia!
Free ebook ini diambil dari buku saya yang telah terbit pada tahun 2005 dengan
judul “MELAMPAUI TENAGA DALAM UNTUK HIDUP BERKESADARAN” yang
diterbitkan oleh One Earth Media
Karena sudah 5 tahun buku ini terbit dalam bentuk cetak, maka saya berkeinginan
untuk ‘sharing’ kepada lebih banyak orang lagi yang belum bisa menikmati buku
tersebut ( karena sudah tidak di cetak lagi ), untuk itu saya terbitkan dalam
bentuk elektronik yaitu Ebook. Edisi Ebook ini adalah versi pertama dari tulisan
saya yang belum di revisi di penerbit.
Buku ini saya tulis bukan bertujuan untuk PROFIT, seperti tujuan penulisan awal
buku tersebut dalam bentuk cetak yang juga tidak bertujuan untuk PROFIT.
Tujuan saya adalah sharing kepada lebih banyak orang dan berusaha memberikan
manfaat yang cerdas dan memberdayakan
Salam cerdas Indonesia
Agung Webe, recollectionist
http://www.sakraindonesia.com
DAFTAR ISI
1. Ah! Tenaga Dalam
2. Yogya, 1986
3. Pendekar
4. Pecahnya perguruan
5. Jakarta, 1993
6. Jenuh, Rileks, Pasrah
7. Rahasia Demo
8. Tidak puas
9. Dengan teori fisika
10.Jurus dan gerakan Yoga
11.Apa lagi?
12.Konsentrasi, proyeksi pikiran dan ego
13.Kesehatan
14.Tubuh
15.Cakra dan jurus tenaga dalam
16.Kundalini dan bangkitnya tenaga dalam
17.Melampaui konsentrasi
18.Katarsis
19.Pendekar sejati
20.Hidup sadar dengan melampaui tenaga dalam
21.Biografi
Dan di Blog sederhana ini akan Aku isi dengan tulisan Beliau sesuai dengan daftar isi...
Dimulai dengan judul pertama:
AH ! TENAGA DALAM !
Saya akan mulai dengan kata " tenaga dalam". Ah! Terus terang tenaga
dalam merupakan kata yang menarik bagi warga Nusantara ini. Tidak asing lagi,
bahkan sebagian orang pernah merasakan, menurut mereka, apa dan bagaimana
tenaga dalam itu. Juga kalau kita melihat hal‐hal yang sedikit fantastis dan di luar
nalar, mudah distempel sebagai tenaga dalam.
Membingungkan. Namun demikian adanya, tenaga dalam bagi masyarakat
kita mungkin sudah menjadi bagian dari tradisi budaya Nusantara. Ya, tradisi
budaya yang dipunyai Nusantara. Tidak jelas betul kapan tenaga dalam mulai ada
di negeri ini, namun saya yakin, tenaga dalam merupakan warisan yang telah lama
mengakar dalam budaya Nusantara. Walaupun ya, gerakan yang ada dan pola
pernafasannya mirip dengan Yoga. Namun, tenaga dalam adalah asli berciri
Nusantara. Kalau yoga yang di temukan oleh para Yogi di India mempunyai
berbagai gerakan pembersihan melalui nafas yang terkenal dengan istilah Kriya,
maka budaya Nusantara mempunyai gerakan pembersihan melalui gerakan dan
nafas yang kita kenal dengan nama tenaga dalam.
Saat ini kita tidak akan membicarakan tenaga dalam yang umum dikenal,
yaitu konsentrasi dan pemunculan kekuatan super, yang berasal dari energi
pikiran kita. Kita akan melihat tenaga dalam dari sisi yang lain. Sisi yang
menyejukkan, yang melembutkan, yang dapat membuat jiwa kita berevolusi, yang
dapat mengantarkan kita kepada "rasa sejati" diri kita. Yang dapat membuat kita
mendengarkan suara nurani yang berbisik sangat lembut itu, dan menjadikan kita
manusia penuh cinta.
Melihat tenaga dalam dari sisi yang lain, sebenarnya bukan juga. Inilah
tujuan utama dari latihan tenaga dalam di Nusantara pada awalnya. Yaitu untuk
"pembersihan". Pembersihan dari sampah‐sampah pikiran bawah sadar manusia.
Sampah pikiran itu merupakan debu penghalang dari cermin hati, sehingga kita
tidak dapat berkaca darinya.. Dan latihan Tenaga Dalam yang dimaknai untuk
pembersihan atau katarsis dapat mengembangkan rasa dalam diri, dapat
menumbuhkan Kasih.
Hanya saja, sekarang tenaga dalam sudah mengalami distorsi makna yang
jauh sekali. Latihan konsentrasi dan penguatan kekuatan pikiran justru akan
menebalkan debu dan sampah dari cermin hati tersebut. Jarang ada yang
memahami makna awal ini, malah banyak yang menyimpangkan dari makna
pembersihan ini. Hasilnya? Bisa kita lihat. Membanggakan kekuatan yang dimiliki.
Mengembangkan konsentrasi sehingga merasa bisa melihat ke depan, mendengar
jauh, ataupun melempar orang dari jauh. Semua itu akan membawa ego kita
semakin besar. Dan akan membuat jiwa kita semakin keras. Jiwa yang keras, tidak
akan menerima kelembutan, tidak akan memancarkan Kasih. Dan pertarungan
serta perkelahian tidak terhindarkan.
Apalagi kalau kita melihat demo tenaga dalam yang ada, seperti
mementalkan orang, membuat bola lampu pijar yang dijatuhkan tidak pecah,
mengangkat orang dengan jari, mematahkan pompa air dari besi, dan lainnya. Hal
yang pada mulanya hanya digunakan sebagai pertunjukan atau hiburan, atau bisa
juga dikatakan sebagai gula‐gula, pemanis. Sekarang hal tersebut dijadikan tujuan
seseorang untuk mempelajari tenaga dalam. Bahkan kesehatan juga ditawarkan
dalam tenaga dalam, yang mana kesehatanpun sebenarnya adalah efek samping
dari tenaga dalam, bukan hasilnya. Hal‐hal seperti demo yang seakan‐akan
menggunakan kekuatan adikodrati, kelihatan fantastis dan tidak masuk akal,
sebenarnya sangat masuk akal sekali. Sangat rasional dan mudah sekali dilakukan.
Hanya saja hal itu dibungkus sedemikian rupa sehingga menimbulkan kesan
seolah‐olah dilakukan dengan kekuatan yang tak tampak.
Dan ironisnya, orang akan lebih tertarik dengan demo‐demo tersebut,
dengan efek kesehatan yang muncul dari latihannya, bukan dengan apa yang bisa
diaplikasikan dalam kehidupan dengan apa yang dinamakan "bangkitnya" tenaga
dalam. Lebih celakanya lagi, sekarang ada yang ikut‐ikutan menggunakan istilah
Cakra dan Kundalini (terutama karena semakin populernya penggunaan istilahistilah
ini di tanah air). Bukan karena mereka benar‐benar paham dengan apa
yang dinamakan Kundalini dan Cakra, namun karena istilah tersebut dapat
mendongkrak popularitas suatu perguruan.
Mencampur‐adukkan istilah Kundalini dan Cakra dalam tenaga dalam
sungguh sangat membingungkan. Mungkin ada orang yang masih bingung,
sehingga mereka mencari teman untuk bingung! Tenaga dalam sebenarnya sudah
didesain, sudah dirancang untuk komunitas Nusantara, sesuai dengan adatbudaya
dan kebutuhan pada jaman atau waktu itu. Tidak dapat dipungkiri atau
disangkal kalau gerakan‐gerakan dan pola pernafasannya yang ada berasal dari
Yoga. Hanya saja, oleh seorang yang ahli Yoga, (saya yakin bahwasannya pencetus
latihan tenaga dalam dengan jurus ini mengenal Yoga secara dalam) kemudian
menyesuaikan menurut kebutuhan setempat. Lalu terjadilah asimilasi, dan
kemudian terkenal dengan nama tenaga dalam.
Asimilasi itu sangat dibutuhkan. Di mana suatu ajaran yang diperlukan di
suatu tempat akan disesuaikan dengan budaya yang ada. Seperti Islam di tanah
Jawa yang kemudian diasimilasikan dengan wayang oleh Sunan Kali Jaga. Lalu
meditasi setelah bersinggungan dengan Jepang muncullah Zen, kalau
bersinggungan dengan Cina muncullah Tao. Kemudian oleh seorang Guru
Spiritual, Osho, meditasi yang diusung ke Amerika untuk konsumsi barat
disesuaikan dengan kebutuhan barat dan muncullah Active Meditation. Juga
seorang Yogi yang pada jamannya mengajarkan meditasi di Barat, Maharisi
Mahesh Yogi, kemudian memunculkan Transcendental Meditation.
Marilah kita coba memaknai kembali tenaga dalam dan membuka sudutsudut
kelembutan tenaga dalam. Sedikit demi sedikit melampaui anak tangga
konsentrasi dalam tenaga dalam sehingga dapat mencapai jurus tertinggi yang
terkenal dengan Jurus Diam, ketika Konsentrasi dan gerakan terlampaui.
Pelampauan tenaga dalam, saat sampah‐sampah bawah sadar terbuang,
akan membuat tubuh kita nyaman, pikiran tenang. Otomatis kesehatan akan kita
dapatkan dengan lancarnya peredaran darah kita. Kalau pikiran tenang, rasa kita
berkembang dan tubuh akan semakin peka terhadap alam, sehingga akan
merasakan sensasi‐sensasi alam yang sangat alami. Getaran listrik tubuh akan
terasa kalau kita peka.
Saya mengajak untuk menjadi "Pendekar" di atas Pendekar. Menjadi
Pendekar sejati. Kalau latihan‐latihan tenaga dalam dijadikan sebagai wahana
katarsis atau pembersihan, kemudian kita mendapatkan Jurus Diam, saat itu
dapat dikatakan kalau "tenaga dalam" kita sudah 'bangkit'. Dan 'jalur' tenaga
dalam kita sudah 'terbuka'
Pendekar di atas Pendekar, seorang Pendekar sejati, bukan yang bisa
makan beling, bukan bisa mematahkan besi, bukan bisa mementalkan orang atau
mematahkan dragon. Seorang Pendekar sejati adalah seorang manusia yang
lembut, penuh kasih dan memancarkan kenyamanan bagi sekitarnya. Bukan
seorang yang bisa meramal atau mencari barang hilang, atau tahu sebelum
terjadinya suatu peristiwa. Walaupun dia tahu itu semua, dia memilih untuk diam
dari pada membicarakannya kepada orang lain. Karena dia sudah menjadi
seorang Pendekar sejati.
Pendekar sejati yang menguasai jurus tertinggi, jurus diam, akan sangat
manusiawi, akan selaras dengan alam. Akan minum di saat haus, dan akan makan
di saat lapar.
Kita akan mulai masuk tenaga dalam sebagai pemahaman
TRANSCENDENTAL, pemahaman yang mengantar untuk melampaui latihan
tenaga dalam. Sebelumnya, saya akan kembali ditahun 1986, saat pertama saya
mengenal tenaga dalam, tenaga dalam yang sudah terdistorsi sebagai latihanlatihan
kekuatan pikiran. Dari sana, semoga kita bisa melihat tenaga dalam
dengan prespektif yang lain. Untuk perjalanan spiritual kita, untuk melaju menuju
stasiun jiwa atau maqam kita yang lebih tinggi. Menuju kepada penyatuan,
menuju kepada diam. Dan menjadi pendekar di atas pendekar. Setelah itu
memang tidak ada yang harus kita lakukan, karena kita mencapai dalam
kepasrahan atas kehendak Yang Maha Tunggal, yang berbisik lewat hati dengan
suara yang sangat lembut.
Sampai disini dulu tulisan ini, nanti disambung dengan materi tulisan kedua, semoga tulisan ini bermamfaat buat Kita semua, kepada Bapak Agung Webe, terimakasih atas kemurahan hatinya, kepada ALLAH Ku pintakan balasan yang banyak, Amiiin...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar