Selasa, 09 Agustus 2011

HYPNOMOTIVASIMASSAL

Istilah hypnosis semakin populer dalam beberapa tahun terakhir. Ini disebabkan oleh beberapa acara televisi dan bacaan koran yang menghadirkan aksi – aksi menghebohkan yang dilakukan oleh seseorang yang dihipnotis. Masyarakat pun membicarakan apa yang mereka tonton dan berusaha menarik kesimpulan tentang hypnosis.

Kebanyakan orang memandang kata ’hypnosis’ dengan cara pandang yang negatif. Orang – orang masuk dalam mitos dan pandangan yang salah tentang hypnosis. Tentu saja, kita tidak dapat menyalahkan pandangan – pandangan tersebut begitu saja.

Nyatanya, ada orang – orang tertentu yang sengaja atau tidak sengaja membentuk mitos – mitos tersebut. Misalnya, orang yang melakukan hypnosis menggunakan atribut – atribut berwarna hitam, dari kepala sampai kaki sehingga terkesan menyeramkan. Selain itu, informasi yang dimiliki masyarakat terbatas, sehingga orang – orang yang membahasnya, cas cis cus tentang hypnosis akhirnya memiliki kesimpulan yang keliru.

Berkaitan dengan hal tersebut, usaha untuk mensosialisasikan hypnosis secara benar merupakan hal yang cukup penting. Demitosisasi (usaha untuk mengubah mitos hypnosis) dan Demistifikasi (usaha untuk mengubah pandangan hypnosis adalah mistik) merupakan salah satu cara untuk mengubah pandangan masyarakat tentang hypnosis.

Sampai dengan hari ini masih banyak kalangan yang menganggap bahwa Hypnosis atau Hipnotisme berkaitan dengan magic atau mistik. Padahal sejak tahun 1958 Hypnosis telah diakui di USA sebagai salah satu metode untuk kepentingan terapi. Bahkan pada saat ini beberapa Universitas di USA telah membuka program Diploma maupun Doctoral dibidang Hypnosis.

Fenomena Hipnotisme (Trance) tidak ada hubungannya samasekali dengan magic atau mistik, tetapi suatu kondisi mental dimana perhatian seseorang menjadi sangat terfokus dan pikiran bawah sadar (Sub-Concious Mind) bekerja lebih dominan.

Ada terbersit penasaran diantara kita, bagaimanakah rasanya dihipnosis? Pada dasarnya secara alamiah manusia sering mengalami kondisi trance atau terhipnosis dalam kehidupan sehari – hari. Pernahkah anda mengalami seperti dibawah ini :

Khusyuk ketika berdoa
Asyik saat memancing atau mengerjakan hobi hingga lupa waktu
Asyik membaca buku, hingga tak terdengar orang yang memanggil
Terhanyut emosi, ketika dalam menonton televisi
Saat anda sedang gundah, tiba – tiba teman anda datang dan menyampaikan sesuatu kemudian anda menjalankan saran tersebut
Anda membeli produk dengan merek tertentu tanpa bisa menjelaskan secara rasional & argumentatif dalam pemilihan tersebut
Anda membayangkan atas apa yang anda rencanakan, kemudian anda mendapati kejadian seperti yang anda rencanakan

Bila Anda pernah mengalami satu saja di antara fenomena tersebut, ini berarti Anda pernah mengalami fenomena HIPNOSIS, terlepas pandangan atau pemikiran anda tentang HYPNOSIS. Trance adalah fenomena yang normal dan alami, dalam kehidupan sehari-hari semua orang sering mengalami trance tanpa disadari, yaitu ketika sedang menonton film yang menarik, menyetir mobil, membaca buku, bekerja didepan komputer dll.

Ormond Mc Gill seseorang yang dijuluki Dekan Hypnotis Amerika mengatakan ”Tidak mudah memberi pengertian tentang HYPNOSIS, namun HYPNOSIS tak ubahnya seperti listrik, sedikit orang yang bisa menjelaskannya dengan mudah, namun yang jelas listrik memiliki DAYA yang dapat dimanfaatkan. Demikian pula HYPNOSIS ”.Listrik tentunya netral, menjadi berguna atau berbahaya sangat tergantung yang memakainya, demikian pula Hypnosis.

HYPNOSIS = PROSES ILMIAH

Otak manusia menghasilkan empat jenis gelombang :
Betha, frekuensi 12-25 hz,
dominan pada saat kita dalam kondisi aktif. Jika kita hanya beroperasi pada gelombang beta, maka akan menghasilkan kehidupan yang penuh dengan kekuatiran, ketegangan, dan pikiran yang tidak fokus.
Alpha, frekuensi 8-12 hz
dominan pada saat kita rileks. Beroperasi pada gelombang alpha akan membantu kita untuk fokus dan mengarahkan diri pada hal tertentu.
Theta, frekuensi 4-8 hz
dominan saat kita dalam kondisi hypnosis, meditasi dan tidur disertai mimpi. Beroperasi pada gelombang theta akan membuat kita menjadi sugestif dan fokus.
Delta, frekuensi 0,1-4 hz
dominan pada saat kita dalam kondisi tidur lelap.

Keempat jenis gelombang ini kita perlukan dalam aktivitas 24 jam. Contoh sederhana : aktivitas fisik yang intens seperti bermain dan berolahraga memerlukan pembentukan betha dominan, pelukis dan pencipta lagu memerlukan pembentukan alpha dominan, meditasi atau doa yang khusuk memerlukan pembentukan theta dominan, tidur memerlukan pembentukan delta dominan.

Hypnosis tidak lebih dari sebuah usaha menciptakan kondisi theta yang dominan sehingga lebih fokus dan sugestif. Jadi, tidak melibatkan ilmu gaib!

MEMAHAMI CARA KERJA PIKIRAN

Sigmund Freud dan banyak ahli psikologi lain menyatakan bahwa pikiran manusia terdiri dari pikiran sadar dan bawah sadar. Pikiran sadar dan bawah sadar berkomunikasi satu dengan yang lain. Misalnya pikiran sadar mengirimkan pesan/berita pada pikiran bawah sadar untuk menggerakkan otot-otot di sekitar mata untuk membaca koran. Namun, pikiran bawah sadar tidak selalu sejalan dengan pikiran sadar. Kadang-kadang pikiran bawah sadar sudah memiliki ”program” sendiri – emosi, kebiasaan, dan kepercayaan yang sudah tertanam sebelumnya. Dan perlu diketahui bahwa ternyata 88% pikiran bawah sadar mempengaruhi sikap & perilaku manusia dari pada pikiran sadarnya.

Seperti komputer, pikiran manusia sebenarnya terdiri dari program-program yang ”di-install” ke dalamnya. Pemrograman itu dimulai saat seseorang masih dalam masa kanak-kanak. Pengasuhan orang tua dan perlakuan orang yang lebih dewasa di sekitarnya biasanya mudah diinstal pada masa kanak-kanak.

Pertanyaannya adalah program apakah yang dimasukkan : positif atau negatif? Harap dicatat, para ahli psikologi umumnya sepakat bahwa masa kanak-kanak khususnya 5 tahun pertama cukup berpengaruh dalam kehidupan seseorang di masa-masa berikutnya. Oleh karena itu, bisa ditebak bagaimana pengaruh dari program positif atau negatif yang sudah ter-instal dalam pikiran.

Menariknya, program-program yang sudah ter-instal tersebut – sama seperti komputer –bisa diganti/diubah dengan program baru. Salah satunya adalah dengan mengakses bawah sadar melalui hipnosis. Maka, bisa ditebak bahwa hipnosis bisa digunakan untuk terapi, yaitu memprogram ulang pikiran dengan cara mengganti program negatif menjadi program positif.


Empowering for self building & hypnomotivation.

Format: workshop, serasehan dan hipno massal.

Peserta: Mahasiswa dan umum Durasi: 6jam.

Instruktur: Hisyam A Fachri (Cucu Buya Hamka)
MindTherapy PsychologyJasa Psikologi Indonesia, President Association Hypnosis & Hypnothery, Asosiasi Tarot Nusantara Indonesia, Penulis buku Hipnosis dan Tarot Psikologi ,Pencipta Tarot Nusantara,-Pemecah Rekor MURI membaca pikiran bawah sadar-

SINOPSIS
Kepemimpinan adalah sesuatu yang dibutuhkan dalam sebuah organisasi dan merupakan harga mutlak menjadi seorang pemimpin. Baik organisasi dalam lingkup kecil seperti keluarga, maupun organisasi dalam lingkup besar seperti negara. Menjadi seorang pemimpin, tidak hanya memerlukan hard skill, seperti nilai kognitif yang tinggi, namun, juga diperlukan soft skill yang tinggi.
Yang paling utama dan mendasari kepemimpinan adalah kemampuan memimpin diri sendiri. Masing-masing individu seharusnya memiliki tujuan yang harus dicapai dalam hidupnya dan memilih cara apa yang ditempuh untuk mencapai tujuan hidupnya. Namun sayangnya, pikiran dan sikap negatif sering menjadi penghambat untuk mencapai tujuan tersebut. Karena itulah, dibutuhkan motivasi dari alam bawah sadar yang kuat untuk yakin bahwa setiap inidividu mampu mencapai apa yang mereka inginkan dan mampu memimpin diri sendiri menuju cita-cita hidup yang sejahtera dan bahagia.

Dari latar belakang tersebut, Perguruan Pencak Silat PANCA SUCI bermaksud mengadakan program Hypnotherapy. Kami yakin setelah mengikuti Hypnotherapy ini para mahasiswa dan masyarakat umum dapat memiliki goal achievement dalam perjalanan kehidupan, memaksimalkan potensi diri, membiasakan berpikir positif dalam memandang setiap hal dalam keseharian ,serta mereduksi pikiran-pikiran negatif yang seringkali menghambat diri untuk melakukan sesuatu yang luar biasa dalam hidup.

Materi:
Pendekatan Sistematik Pikiran dalam rangka mengetahui dinamika kepribadian dan solusi penanganannya.

Menemukan "SIAPA SAYA" (menggunakan alat tes psikologi, teori kepribadian & perkembangan menjadi dasar kenapa kok SAYASEPERTIINI?!).

Menghilangkan perasaan & pikiran negatif (Menggunakan teknik relaksasi).

Menemukan & menyadari akan potensi-potensi diri.

Membuat tujuan hidup dan cara mencapainya (metode Mind Mapping untuk mencapai tujuan hidup).
HYPNOMOTIVASIMASSAL.





 HYPNOMOTIVATION for Teens

Aplikasi terapan hipnosis untuk memacu motivasi belajar.

Format: hipnomasal,

Peserta: siswa setingkat SMP dan SMA, Waktu: 3 jam

Instruktur: Hisyam A Fachri (Cucu Buya Hamka)

Mind Therapy Psychology Jasa Psikologi Indonesia ,President Association Hypnosis & Hypnothery, Asosiasi Tarot Nusantara Indonesia, Penulis buku Hipnosis dan Tarot Psikologi, Pencipta Tarot Nusantara,-Pemecah Rekor MURI membaca pikiran bawah sadar-

Masa remaja merupakan masa yang sangat rentan, ketika perkembangan biologis, psikologis dan perkembangan sosialnya menuntut dirinya untuk menyesuaikannya, seorang remaja memiliki tuntutan untuk senantiasa berprestasi, khususnya dalam lingkup akademis.

Tidak bisa dipungkiri, bahwa prestasi akademis seorang remaja menjadi tolak ukur keberhasilan mereka. Dan baik secara langsung ataupun tidak langsung hal tersebut membangun konsep dirinya, apakah menjadi positif ataupun negatif. Konsep diri inilah yang nantinya membentuk mentalitas remaja baik dalam kehidupan mereka sekarang atau selanjutnya.

Memprogram ulang pikiran manusia merupakan hal yang sangat penting, untuk men-set mental remaja bahwa dirinya mampu dan bisa berprestasi. Dengan hipnosis hal ini dapat dilakukan, yaitu dengan meng-install ulang pikiran mereka yang sudah menganggap bahwa mereka bodoh, tidak mampu, pelajaran matematika sangat sulit, pelajaran Bahasa Inggris sangat membosankan, saya tidak akan pernah bisa belajar dengan guru killer, ngapain harus giat belajar “toh” papa mama tetap bertengkar terus.

Program apapun yang telah diset dalam pikiran remaja, akan berimplikasi pada sikap & perilaku remaja. Dan hal tersebut, tidak cukup dapat diubah dengan hanya diberikan ceramah, teguran bahkan kemarahan yang ditujukan pada mereka. Dengan Hypno Motivasi, metode tersebut dapat meng-install ulang pikiran remaja untuk memiliki mentalitas positif yang berimplikasi pada sikap & perilaku khususnya dalam berprestasi. Selain itu, hipnosis dapat membangun mental yang kuat, tegar dan sabar walaupun banyak halang rintang yang harus dihadapi untuk berprestasi.
Kegiatan ini bertujuan: Sebagai sarana sosialisasi masyarakat tentang hipnosis dan menghancurkan mitos hipnosis yang tidak benar disamping mengenalkan kemasyarakat, tentang pemanfaatan hipnosis.
Memberikan motivasi belajar pada siswa/i khususnya khususnya dalam bidang akademis terutama kelulusan studi mereka .Sedangkan manfaat bagi peserta:

Bagi siswa/i dapat menjadi lebih termotivasi dalam berprestasi, serta dapat terbangun mentalitas yangs ehat dan positif khususnya dalam menjalani kehidupan mereka.

Bagi pihak sekolah, dapat terbantu dalam proses terapi mental & psikologis sebagai pelengkap proses pendidikan yang telah dilakukan.

Bagi orang tua, dengan mentalitas & motivasi yang telah terbangun maka orang tua dapat mengarahkan putra/i-nya dalam berprestasi.






Minggu, 07 Agustus 2011

Melampaui Tenaga Dalam Untuk Hidup Berkesadaran "JAKARTA 1993"

Tulisan ini adalah buah Karya dari Pak Agung Webe dan Aku telah meminta kesediaannya untuk Ku share di Blog sederhana ini dan ini kata-kata dari Pak Agung Webe: Agung Webe Silahkan apabila tulisan dari buku pertama saya yg saya buat free ebook itu bermanfaat, silahkan di share. Bahkan kalau mau tidak dicantumkan sumbernya silahkan saja. Atau kalau mau ditulis itu adalah karya anda ya silahkan. Saya jamin saya tidak akan menuntut kok.
Bagi saya sepanjang itu bermanfaat dan berdaya guna silahkan dipakaisalam.


 "JAKARTA 1993"

Saya mulai meninggalkan Yogya untuk bekerja di Jakarta pada tahun 1993.
Saya jauh dari teman‐teman yang hampir setiap malam berdiskusi dan berlatih
tenaga dalam. Saya dan beberapa teman waktu itu juga sempat mendirikan
tenaga dalam Rasa Sejati yang sekarang sudah bubar. Beberapa dari diskusi kami
ada yang menghasilkan pemahaman baru, juga pertanyaan‐pertanyaan baru
seputar tenaga dalam. Yang jadi menggelitik kami waktu itu, karena kami belum
bekerja, seorang teman bertanya, "kalau sudah bisa mementalkan orang dan
matahin besi, bisa diterima kerja di bank tidak ya?" Kami semua tertawa dengan
sindirannya itu. Tapi betul juga. Kami mulai berpikir. Apa yang kami lakukan ini
sebenarnya bermanfaat bagi kehidupan kami atau tidak.

Dengan kesibukan baru sebagai karyawan baru, tentunya banyak menyita
waktu saya untuk lebih serius dengan pekerjaan baru ini. Beberapa bulan hampir
tidak pernah untuk berpikir tentang tenaga dalam. Namun hal itu banyak
memberikan waktu bagi saya untuk merenungi setiap langkah yang sebelumnya
pernah saya lakukan. Benar juga apa yang dikatakan teman saya dulu, sekarang
dalam pekerjaan saya, saya tidak perlu mementalkan orang, matahin besi. Lalu
kalau demikian, untuk apa sebenarnya latihan tenaga dalam itu bagi orang kerja
seperti ini? Kesehatan? Itulah yang ditawarkan latihan‐latihan dewasa ini. Tapi
yang mengeluarkan keringat, pagi harinya ya pasti badan akan segar. Tidak
bisakah kita sehat dengan latihan‐latihan itu. Kalau olah nafasnya disertai gerakan 
gampang loyo. Sebenarnya masalah kesehatan tidak selesai sampai di situ saja.
Penyebab sakitnya belum ketemu. Kalau penyakit itu ditimbulkan oleh pikiran,
dan latihan‐latihan itu hanya menjadi pelarian supaya ada kegiatan sehingga tidak
memikirkan suatu masalah, masalah itu akan menumpuk dan menjadi sampah
dalam diri. Lama kelamaan akan menjadi seperti timbunan yang siap meledak.
Tinggal tunggu waktu. Kita hanya menunda masalah yang ada. Kita sedang
menyulut bom waktu.
Baru setahun saya kerja, pada suatu pagi badan saya rasanya tidak enak
sekali. Seperti gejala masuk angin. Kadang muntah dan keluar keringat dingin.
Saya pikir, karena kurang olah raga. Setahun ini memang saya jarang untuk
menggerakkan badan. Kemudian timbul dalam benak saya untuk kembali
melakukan gerakan jurus tenaga dalam. Siapa tahu badan akan kembali fit lagi.
Benar juga, dalam empat hari badan saya mulai segar, dan bisa masuk kerja lagi.
Seminggu kemudian, tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Saya kembali
muntah‐muntah dan sampai tidak bisa berdiri. Muka pucat sekali. Badan lemas
tidak bisa apa‐apa, tetapi belum pingsan. Langsung saya menuju klinik untuk
diperiksa darah. Saat itu juga, dokter mengatakan bahwa saya harus dirawat inap!
Fungsi hati saya tidak normal. Kata orang kena penyakit kuning, atau
hepatitis A. Lalu menurut USG, hati saya mengalami pembengkakan. Saya harus
istirahat total di tempat tidur di rumah sakit sampai sembuh total. Di RS ST.
CAROLUS Jakarta, saya sempat dirawat seminggu lamanya. Karena tidak betah, saya minta untuk pulang ke Yogya dan dirawat di sana. Sebenarnya pihak rumah
sakit tidak mengijinkan, tapi saya memaksanya. Alhasil saya bisa pindah ke Yogya
meskipun harus naik kereta api, sendirian!
Kata dokter di Yogya, ini terjadi karena kerja yang terlalu diforsir. Tubuh
butuh istirahat yang cukup. Benar juga, waktu pertama ada tanda‐tanda itu, saya
malah melakukan latihan yang memaksa untuk mengeluarkan keringat. Latihan
berat sebetulnya. Dan itu ternyata malah memperburuk keadaan saya.
Sudah hampir sebulan saya di rumah sakit. Orang tua juga mulai khawatir,
mengingat sakit saya yang menurut dokter belum ada perbaikan. Lalu dengan
tanpa sepengetahuan dokter, mulailah mencari penyembuhan alternatif. Dari
mulai pijat syaraf, jamu, japa mantra, tenaga batin dan paranormal yang didatangi
ibu saya di pegunungan Wonosari, semuanya tidak membantu sedikitpun. Teman teman
dari praktisi tenaga dalam juga mencobanya, tapi tidak berhasil. Saya
kemudian mencoba melakukan sendiri untuk menyembuhkan penyakit saya.
Hasilnya buruk sekali. Malam itu saya malah masuk dalam masa kritis.
Suhu badan saya meningkat di atas 40 drajad. Saya mulai tidak sadarkan
diri. Tidak bisa apa‐apa. Sesaat yang bisa saya dengarkan hanya keluarga saya, Ibu
saya, Bapak, tiga adik saya dan pacar saya (sekarang isteri saya), semuanya
menangis. Saya mendengar itu. Tapi saya tidak tahu yang mereka tangisi itu apa.
Entah sudah berapa lama saya tidak sadarkan diri. Menurut mereka saya
pingsan karena suhu badan saya yang tinggi, yang sebelumnya saya juga sempat mengigau katanya. Kemudian saya mulai bisa membuka mata, dan mereka bilang
Alhamdulillah. Saya masih lemas. Saya lihat kakek saya sudah duduk di samping
saya, masih meletakkan kedua telapak tangannya di atas perut saya. Ya,
sebelumnya kakek tidak melakukan itu pada waktu awal‐awal saya masuk rumah
sakit. Mengapa? Kenapa kakek tidak melakukan penyembuhan kepada cucunya
ini. Saya kemudian bertanya padanya,
"Kenapa tidak dari dulu saya disembuhin kek?"
"Kakek tidak menyembuhkan kamu, kakek hanya membantu kamu melewati
masa kritis ini. Yang bisa menyembuhkan kamu hanya dirimu sendiri. Kamu belum
sembuh. Tergantung kamu sekarang. Tidak ada yang bisa membantumu.
Pasrahkan semua pada Yang di Atas."
Saya diam. Mencoba mengerti apa yang diucapkannya. Setelah itu, yang
sebelumnya saya sangat khawatir dengan hilangnya pekerjaan saya, saya mulai
bisa rileks. Kalau dengan lamanya saya sakit ini saya kemudian dikeluarkan dari
pekerjaan ya sudah. Status saya memang masih belum karyawan tetap, masih
dalam masa ikatan dinas. Dan sekarang saya sakit selama hampir empat bulan.
Saya kemudian bisa menikmati sakit saya. Benar‐benar menikmatinya. Sering
ketemu dengan dokter malah menambah pengetahuan saya tentang penyakit dan
cara kerja tubuh ini. Dan semua itu semakin menambah rasa "nyaman" saya
dalam menjalani sakit ini.
Akhir bulan keempat, dokter menyatakan pembengkakan di liver saya
sudah mulai menurun.. Belum sembuh total, saya masih harus banyak istirahat.
(Sebagai catatan, saya dirawat inap di rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogya selama satu bulan dan masa kritis saya terjadi setelah tiga hari pulang dari rumah
sakit).
Banyak waktu lagi di rumah menyebabkan saya kembali bisa ngobrol
dengan kakek. Banyak yang beliau sampaikan. Tetapi yang selalu ditekankan
adalah bahwa sesuatu yang menimpa kita adalah hasil perbuatan kita sendiri.
Berarti penyakit saya juga hasil perbuatan saya? Saya belum mengerti dengan hal
ini. Bagaimana hal itu bisa terjadi. Beliau mengatakan saya akan mengerti kalau
saya diam. Tentu saja bukan diamnya fisik ini.
Saat itu saya baru mengerti bahwa latihan tenaga dalam tidak bisa
menyembuhkan penyakit infeksi. Terbukti dengan diri saya. Infeksi hati yang saya
derita menjadi semakin parah setelah saya melakukan latihan gerak beberapa
hari, yang harusnya saya istirahat total. Mulai saat itu juga saya bertanya dalam
diri saya, apa ada yang salah dalam latihan tenaga dalam. Yang salah yang mana,
metode atau cara saya menghayatinya?
Dalam satu obrolan dengan kakek, beliau mengatakan tidak ada yang salah.
Semua latihan itu adalah proses yang tidak pernah berhenti. Hanya saja saya
belum melebur di dalamnya. Belum mengerti makna yang harus saya pelajari dari
setiap latihan itu. Kelak dalam beberapa tahun kemudian saya baru bertemu
dengan seorang Guru. Beliau yang memberikan pemahaman dan cara pendang
baru untuk kehidupan ini, sehingga saya bisa melampaui latihan tenaga dalam,
memberi makna secara Transcendental. Lewat beliau juga akhirnya saya menemukan pemahaman antara tenaga dalam dan Yoga, latihan pola nafasnya
yang merupakan pembersihan dan asimilasi dari Kriya.
Kembali kepada keadaan saya di Yogya,
Sudah genap enam bulan saya sakit. Lama memang. Dan keadaan saya
sudah mulai membaik. Dokter mengatakan saya sudah diijinkan untuk kembali ke
Jakarta. Namun jangan kerja terlalu berat dulu. Mungkin butuh dua bulan lagi
katanya. Atas keputusan dokter itu kemudian saya kembali ke Jakarta.
Di Jakarta, dokter perusahaan memberi saya waktu untuk istirahat dua
bulan lagi. Tetapi saya disuruh untuk mencoba bekerja dengan tidak mengikat.
Kalau letih ya istirahat atau pulang. Demikian saya mencoba untuk mengikuti kata
dokter sampai dua bulan. Total saya sakit dan tidak masuk kerja adalah delapan
bulan. Waktu yang lama untuk seorang pegawai yang baru dalam ikatan dinas.
Tetapi Puji Tuhan, saya kemudian tidak menghadapi persoalan dengan bagian
personalia dalam meneruskan jenjang karier saya.
Tubuh saya sakit. Demikan pikir saya setelah beberapa bulan berselang.
Mengapa ini terjadi? Bukankah latihan tenaga dalam yang saya lakukan, ataupun
kemampuan saya untuk menyembuhkan seharusnya bisa menanggulanginya? Apa
yang salah? Kemudian teringat kata Kakek, ya mungkin semua ini ada hikmahnya.
Tetapi apa? Banyak pertanyaan berkecamuk dalam diri yang tidak terjawab. Tidak
mungkin latihan saya selama ini tidak berguna. Tetapi untuk kasus seperti ini
mengapa tidak bisa? Kemudian perlahan‐lahan saya merasa tidak butuh lagi
latihan‐latihan itu. Saya bingung juga, tidak butuh atau tidak ingin melakukan
latihan. Yang jelas dengan pengalaman‐pengalaman yang lalu, saya jenuh. Benar, saya jenuh. Saat itu saya mencapai titik jenuh. Akhirnya saya hidup apa adanya.
Maksud saya, pandangan saya terhadap sesuatu tidak dilatar-belakangi pendangan
tenaga dalam. Kalau dulu, setiap berada di suatu tempat saya pasti akan
merasakan apakah tempat ini 'berenergi' baik atau jelek. Kemudian kalau ketemu
orang akan mencoba merasakan tenaga orang tersebut. Lalu akan mencoba
apakah suatu tempat ada makhluk halusnya apa tidak.
Sekarang dengan kejenuhan saya, saya hidup apa adanya. Saya benarbenar
melupakan hal‐hal itu semua. Dan, saya ternyata merasakan rileks. Plong!
Tidak ada yang mengejar terhadap pikiran‐pikiran saya. Saya rileks dengan
keadaan tanpa mengetahui ini.......